By Www.BestTheme.Net

On Sunday 5 April 2009 0 comments

Dalam mempertunjukan sulap, alur pertunjukan pada dasarnya dibagi 3 babak atau tahapan utama yang terdiri dari :
1. Pertama babak atau tahapan PLEDGE – Pesulap akan menampilkan hal yang biasa dengan menampilkan obyek seperti kartu, koin, binatang, atau manusia bahkan pesulap meminta kepada penontonnya untuk memeriksa obyek tersebut agar terlihat nyata dan normal.
2. Kemudian babak atau tahapan TURN - Pesulap menggunakan sesuatu dan membuat hal yang biasa menjadi luar biasa. Penonton akan mencari-cari dan menerka-nerka rahasianya, tetapi mereka tidak akan menemukan rahasia tersebut, tentu saja karena mereka tidak sungguh-sungguh ingin tahu atau mereka tidak ingin berusaha tahu, mereka hanya ingin dibodohi.
3. Dan babak atau tahap ketiga adalah tahap PRESTIGE - Pesulap wajib mengembalikan hal yang luar biasa menjadi biasa kembali, yang dihilangkan atau dimusnakan wajib dikembalikan lagi.

Sulap dapat digunakan untuk menghibur, mengajar, membuat kagum, bahkan menipu. Para penjual obat di kaki lima sering menggunakan sulap untuk menarik perhatian penonton. Beberapa trik sulap kadang dipakai untuk menaikkan pamor atau menipu oleh dukun atau paranormal palsu. Hal yang terakhir ini tentu saja bukan merupakan penggunaan yang baik dari seni sulap.

Sulap akan tampak mengherankan atau mengagumkan selama kerahasiaannya masih terjaga dengan baik. Dan setiap pesulap dituntut untuk selalu memegang teguh kode etiknya, yaitu: harus berlatih dan benar-benar menguasai permainannya dengan sempurna sebelum tampil dan harus selalu menjaga kerahasiaan permainan dan triknya.


secret is the magic

On Saturday 4 April 2009 0 comments




Mempelajari trik (rahasia) sulap baru mempelajari 5% dari ilmu sulap, 95%-nya lagi pesulap harus mempelajari ilmu cara mempertunjukan sulap. Setiap pertunjukan sulap harus dapat membuat heran penontonnya akan rahasia dibalik penyajiannya. Sulap merupakan suatu gabungan dari berbagai seni yang ada, misalnya seni tari, seni musik, seni rupa, dll dan merupakan penerapan dari gabungan berbagai disiplin ilmu yang ada. Misalnya ilmu fisika, ilmu biologi, ilmu kimia, ilmu psikologi, dan lain-lain. Seni Sulap bukanlah suatu keterampilan yang berbau klenik atau supranatural, karena setiap trik sulap dapat dijelaskan. Sulap semata-mata hanyalah permainan "kelihaian" tangan, manipulasi, hasil kerja dari suatu perlengkapan/ peralatan ataupun efek yang timbul dari suatu reaksi kimia dan yang telah dilatih sebaik mungkin oleh seorang pesulap sebelum dipertunjukkan kepada orang lain. Oleh sebab itu sulap dapat dipelajari oleh semua orang, asalkan orang tersebut mau berlatih pula dengan baik. Secara sederhana, hal-hal yang harus diperhatikan saat mempertunjukan sulap dapat dijabarkan sebagai berikut :




A. Pertama, harus berkomunikasi dengan penonton melalui mata. Ketika seseorang berbohong, biasanya ia tidak berani menatap mata anda, serta tampang tegang dan gelisah. Sedangkan seorang tukang sulap yang ulung bisa berkomunikasi dengan penonton melalui mata, dan kelihatan sangat santai.

B. Kedua, agar penonton tidak melihat perubahan yang terjadi. Pesulap bisa memanfaatkan kelemahan kita yang kadang kala tidak dapat memperhatikan perubahan drastis di lingkungan sekeliling. Karena Inattentional blindness atau sebuah fenomena di mana orang seolah-olah ’buta’ terhadap sesuatu yang berada di wilayah pandangannya dan jelas-jelas ia (mampu) melihatnya. ’Kebutaan’ ini disebabkan karena pada saat itu kita sedang tidak memperhatikan, atau perhatian kita sedang terpusat pada hal lain, sementara jangka perhatian kita terbatas.

C. Ketiga, memperlihatkan daya tarik wibawa yang luar biasa. Apabila pesulap menampilkan diri seolah-olah bisa sangat dipercaya, maka kecurigaan penonton ada kemungkinan bisa dihilangkan. Dan ketika kewaspadaan penonton menjadi kendur, perhatian mereka sangat mudah dikendalikan.

D. Keempat, pertunjukan berjalan lancar dan wajar. Dalam pertunjukan sulap yang membuat koin lenyap, tukang sulap harus kelihatan benar-benar sangat terkejut ketika koin lenyap untuk mengurangi rasa curiga penonton. Oleh karena itu, pesulap harus pula seorang aktor yang baik.




Dan bagi para pesulap, Anda sebaiknya tidak melakukan apa yang diuraikan dibawah ini agar bisa memberi kesan gaya tubuh yang lebih terpercaya saat sedang mempertunjukan keahliannya !
1. Ke atas dan ke kiri
Jangan sesekali menggerakan mata ke kanan atau kekiri tanpa fokus yang jelas karena apa bila seseorang sedang berbohong dan menggerakan matanya ke kanan, orang itu sedang berusaha mengingat-ingat kejadian. Tapi jika si pembohong melihat ke atas lalu ke kiri, orang itu sedang mengarang jawaban yang pas.
2. Bermain hidung dan telinga
Sudah jelas, anda tidak punya alergi apa-apa. Tapi anda terus-menerus memainkan telinga dan hidung. Mungkin anda sedang alergi bohong! Saat sedang berbohong, darah akan mengalir lebih banyak pada wajah, membuat hidung dan telinga terasa lebih hangat dan menjadi gatal.
3. Geser ke kiri, geser ke kanan
Mungkin anda hanya sekadar gugup saat menggeser-geser kursi atau mengetukkan jemari atau melakukan gerakan secara ragu tanpa arah yang pasti. Penonton akan curiga, bisa saja kegugupan ini terjadi karena anda sedang berbohong.
4. Tutup mulut!
Saat seseorang sedang berusaha menghalau kebenaran keluar dari mulut, secara tak sadar ia akan menghalangi mulutnya dengan tangan. Selain itu, anda mungkin akan menjilat bibirnya sendiri dan berusaha mengalihkan pandangan dari penonton, ke bawah dan ke kanan.

Apa pun yang anda lakukan di atas pentas, anda haruslah secara sempurna menghibur penonton anda tanpa harus penonton anda merasa dibohongi dengan permainan sulap anda yang sebenarnya hanyalah tipuan belaka.

Perlu di ingat sekali lagi yang menjadi andalan utama seorang pesulap sejati pada dasarnya hanyalah gerakan tangan, tubuh, dan kata-katanya. Juga pengetahuan akan mata dan pikiran manusia yang tidak sempurna, bukan sihir atau ilmu gaib yang perlu bantuan mahluk halus atau semacamnya.

“Make to belief...”

On Friday 3 April 2009 0 comments

Dari kelompok besar tersebut, seni sulap dapat dibagi lagi kedalam beberapa sub kategori, seperti :
1. Sleight of hand. Permainan yang mengandalkan kecepatan tangan pesulap untuk menghilangkan dan memunculkan suatu benda;
2. Tricks. Permainan dengan mengandalkan peralatan sulap untuk menghilangkan, memindahkan, memunculkan, mengubah dan sebagainya suatu benda.
3. Illusion. Kemahiran menggunakan peralatan ilusi untuk membuat sesuatu yang mustahil seolah-olah benar terjadi.
4. Mentalism. Kemahiran yang merupakan kekuatan spesial untuk dapat memprediksi, menemukan, mengubah, menggerakkan, dll, suatu benda, sering kali berdasarkan prinsip matematika, fisika, kimia, psikologis dan dapat dijelaskan secara logis.
5. Escapetology. Kemahiran membebaskan diri dari berbagai ikatan dan belenggu pada berbagai keadaan selama waktu tertentu.
6. Cardician. Kemahiran memainkan kartu untuk dapat menemukan kartu yang dipilih, menghilangkan kartu, mengubah kartu, dll.
7. Bizarre. Kemahiran menggunakan cerita dan kata-kata untuk menyentuh perasaan penonton secara mendalam. Acapkali menggunakan peralatan2 yang berkaitan dengan hal2 mistis, alam roh dan alam gaib.
8. Pick Pocket. Kemahiran "memindahkan" barang yang dimiliki atau dipakai orang lain, tetapi hanya sebagai hiburan dan tidak bermaksud mencuri.
9. Balloon Twisting. Kemahiran meniup dan menekuk balon untuk dibentuk menjadi berbagai macam benda seperti binatang, bunga, topi dll.
10. Ventriloquism. Kemahiran ini lebih dikenal dengan "sulap suara" atau "suara perut", yang menimbulkan kesan boneka/benda dapat hidup dan berbicara.


11. Extreme. Kemampuan Sulap Dengan Mengandalkan Otot/Ekstrem.




Sulap dapat digunakan untuk menghibur, mengajar, membuat kagum, bahkan menipu. Para penjual obat di kaki lima sering menggunakan sulap untuk menarik perhatian penonton. Beberapa trik sulap kadang dipakai untuk menaikkan pamor atau menipu oleh dukun atau paranormal palsu. Hal yang terakhir ini tentu saja bukan merupakan penggunaan yang baik dari seni sulap.

Sulap akan tampak mengherankan atau mengagumkan selama kerahasiaannya masih terjaga dengan baik. Dan setiap pesulap dituntut untuk selalu memegang teguh kode etiknya, yaitu: harus berlatih dan benar-benar menguasai permainannya dengan sempurna sebelum tampil dan harus selalu menjaga kerahasiaan permainan dan triknya.

On 0 comments

Berdasarkan jumlah penonton dan tempat pertunjukkan, Seni sulap itu dapat dibagi menjadi 2 kelompok besar, yaitu :

1. Sulap yang dapat ditonton dari jarak dekat (Close Up Magic). Bentuk sulap jarak dekat ini yang tampak paling hidup dan dapat dilakukan di mana saja. Pesulap yang memainkannya seolah-olah tidak ada batas atau jarak sudut pandang dengan penontonnya. Sulap yang dimainkan disini adalah teknik sulap dengan menggunakan alat-alat yang sederhana seperti: sapu tangan, uang kertas maupun coin, pensil, rokok, kartu, buku, kertas, dll;

2. Sulap untuk konsumsi panggung (Stage/Parlor); Adalah sulap pada acara-acara tertentu atau acara-acara besar dan dilakukan di panggung atau di ruangan khusus. Sulap seperti ini mempunyai jumlah penonton yang lebih banyak. Efek yang dihasilkan lebih besar dari Close Up Magic. Pada umumnya menggunakan alat2 sulap yang cukup besar agar jelas terlihat oleh penonton. Dan dengan menggunakan peralatan dan teknologi canggih, maka pesulap dapat menampilkan ilusi yang besar & hebat.

On 0 comments

"Magic is the sole science not accepted by scientists, because they can’t understand it" (Harry Houdini).

Sulap merupakan seni pertunjukkan yang diminati sebagian besar masyarakat di dunia, karena pada penyajiannya sulap dapat membuat heran penontonnya akan rahasia dibalik penyajiannya. Sulap merupakan suatu gabungan dari berbagai seni yang ada, misalnya seni tari, seni musik, seni rupa, dll dan merupakan penerapan dari gabungan berbagai disiplin ilmu yang ada. Misalnya ilmu fisika, ilmu biologi, ilmu kimia, ilmu psikologi, dan lain-lain. Seni Sulap bukanlah suatu keterampilan yang berbau klenik atau supranatural, karena setiap trik sulap dapat dijelaskan. Sulap semata-mata hanyalah permainan “kelihaian” tangan, manipulasi, hasil kerja dari suatu perlengkapan/ peralatan ataupun efek yang timbul dari suatu reaksi kimia dan yang telah dilatih sebaik mungkin oleh seorang pesulap sebelum dipertunjukkan kepada orang lain. Oleh sebab itu sulap dapat dipelajari oleh semua orang, asalkan orang tersebut mau berlatih pula dengan baik.




Masih ada orang yang memuja-muja Harry Houdini, sang ahli meloloskan diri. Mungkin kita juga masih ingat gegap gempitanya Jakarta ketika David Copperfield datang berkunjung dan menurunkan hujan salju. Banyak orang yang terheran-heran dengan sulap-jarak-dekatnya David Blaine. Bahkan ketika mulai bermunculan buku dan acara televisi yang mengupas rahasia di balik trik-trik sulap lama, kita tetap terpana oleh trik-trik baru yang lebih muskil diungkap dengan akal sehat yang sederhana. Meskipun muncul reaksi-reaksi seperti ”Ya ampun, ternyata cuma begitu doang toh,” atau ”Sial, gue ketipu. Begitu doang mah gue juga bisa,” dalam hati kecil kita tetap mengagumi kelihaian mereka, seperti dulu kita juga kagum melihat merpati keluar dari topi saat acara ulang tahun anak-anak. Tentu dalam kekaguman itu ada satu pertanyaan mendasar yang keluar: ”Bagaimana mungkin mereka bisa melakukannya?” Ada bermacam-macam cara, mulai dari penggunaan benda-benda biasa yang sudah ’diakali’ sampai pemakaian kostum, set panggung, dan penghasil efek khusus, namun yang menjadi andalan utama seorang pesulap sejati pada dasarnya hanyalah gerakan tangan, tubuh, dan kata-katanya. Juga pengetahuan akan mata dan pikiran manusia yang tidak sempurna. Sayang sekali sampai sekarang masih saja ada orang yang menyamakan sulap dengan sihir/mistik. Sulap dianggap sebagai satu kekuatan supranatural karena disesatkan oleh beberapa Pesulap yang hanya memikirkan popularitas dan uang saja. Pesulap sejati tidak akan membiarkan orang lain berpikir terlalu jauh bahwa pesulap mempunyai kekuatan sihir.


Perjalanan seni sulap adalah sebuah kisah panjang, terhitung sejak sejarah mencatatnya di lembar-lembar papirus bertahun 1700 SM, di Mesir. Hingga kemudian Jean-Eugene Robert (1805-1871), pesulap Prancis, menjadi pelopor seni sulap modern. Robert mendirikan Theatre of Magic, gedung pertunjukan yang mempertontonkan trik-trik sulap kreasinya. Sulap-sulap klasik seperti menghilangkan koin, memunculkan kelinci dari topi, atau memotong orang di dalam kotak, muncul pada kurun waktu ini.

Perkembangan sulap menjadi pertunjukan ilusi, dipelopori Buatier De Kolta (1847-1903) dan Servais Le Roy (1865-1953). Kolta menciptakan De Kolta Chair, kursi yang diduduki seorang wanita lalu ditutupi kain. Ketika kain dibuka, wanita itu sudah menghilang. Penonton bertepuk tangan.

Le Roy juga membuat ilusi serupa. Tapi hebatnya, kursi ciptaan Le Roy bisa melayang. Dan ketika kain ditarik, asisten yang duduk di kursi itu seolah menghilang di udara. Bayangkan, trik-trik ilusi yang umurnya lebih dari seabad itu masih dipakai sampai sekarang!

Kolta atau Le Roy, mungkin tidak pernah mengira jika kelak sulap ilusi memberi napas tersendiri pada aksi-aksi sulap yang dipertontonkan di panggung hiburan, dan belakangan di televisi. Daya pikat ilusi seolah abadi, karena penonton terbawa pada imajinasinya. Sesuatu yang sesungguhnya cuma tipuan mata, kelihatan seperti nyata.

Ilusi begitu mencengangkan, sampai terkadang muncul sedikit masalah. Untuk fakta ini silakan Anda tertawa: ada kelompok orang tertentu yang sempat berniat ‘menggagalkan’ pertunjukan sulap David Copperfield di Jakarta beberapa belas tahun lalu. Copperfield dianggap memakai ilmu gaib dalam aksi-aksi sulapnya, sehingga harus dihentikan!

On Wednesday 1 April 2009 0 comments

Seperti yang kita tahu bahwa sulap adalah sebuah seni…

Sebelum kita belajar trik sulap, ada baiknya kita kenali dahulu apa itu sulap ?? dan mengapa sulap dapat disebut sebuah seni ??



Seni

Seni pada mulanya adalah proses dari manusia, dan oleh karena itu merupakan sinonim dari ilmu. Dewasa ini, seni bisa dilihat dalam intisari ekspresi dari kreatifitas manusia. Seni sangat sulit untuk dijelaskan dan juga sulit dinilai, bahwa masing-masing individu artis memilih sendiri peraturan dan parameter yang menuntunnya atau kerjanya, masih bisa dikatakan bahwa seni adalah proses dan produk dari memilih medium, dan suatu set peraturan untuk penggunaan medium itu, dan suatu set nilai-nilai yang menentukan apa yang pantas dikirimkan dengan ekspresi lewat medium itu, untuk menyampaikan baik kepercayaan, gagasan, sensasi, atau perasaan dengan cara seefektif mungkin untuk medium itu. Sekalipun demikian, banyak seniman mendapat pengaruh dari orang lain masa lalu, dan juga beberapa garis pedoman sudah muncul untuk mengungkap gagasan tertentu lewat simbolisme dan bentuk (seperti bakung yang bermaksud kematian dan mawar merah yang bermaksud cinta