By Www.BestTheme.Net

On Tuesday 8 June 2010 0 comments




Suatu kali, saat sedang berhenti di lampu merah, seorang anak laki-laki berusia kira-kira 12 tahun, mengetuk jendela mobil saya untuk menawarkan koran. Melihat wajah polosnya, hati saya menjadi tergerak untuk membeli kendati saya tidak terlalu membutuhkannya.

“Dua ribu lima ratus, Pak,” kata anak itu. Karena tidak ada uang receh, saya memberikan selembar uang sepuluh ribu.

“Kembalinya belum ada, Pak,” sahut bocah itu lagi.

“Kembaliannya besok saja,” jawab saya sambil menjalankan kembali mobil karena lampu sudah hijau.

Di tengah perjalanan terbersit pikiran negatif, bagaimana kalau besok anak itu tidak muncul lagi. Namun karena jumlahnya tidak besar, saya segera melupakannya.

Keesokan harinya saat melewati perempatan yang sama, saya melihat anak itu lagi. “Pak, ini kembalian yang kemarin,” serunya seraya memberikan sejumlah uang.

Terus terang, saya kagum dengan karakter anak ini. Walau memiliki kesempatan menghilang, dia memilih untuk jujur.

Ternyata, di tengah krisis kepercayaan yang melanda negeri ini masih ada anak-anak yang berkarakter jujur dan mau bekerja keras untuk masa depannya.

SULIT MENEMUKAN ORANG YANG BERKARAKTER KUAT.

Selama ini, kita cenderung melihat dan menilai seseorang hanya dari penampilan luarnya. Misalnya dari cara berpakaian, berjalan, berbicara, melihat, duduk, makan, bekerja, berjabat tangan, mengatur rambut dan semua hal yang tampak dari luar.

Tak heran jika ada kecenderungan orang “berjuang” mati-matian demi mendapatkan penampilan luar yang menawan. Karena penampilan lahiriah sangat mudah diatur, bahkan bisa dikamuflase.

MEMANIPULASI DIRI DENGAN PENAMPILAN

Penampilan luar seseorang sering kita sebut ‘etiket’. Seseorang yang pandai membawa diri dalam setiap situasi, sering kali kita sebut orang yang beretika.

Tapi orang yang beretika belum tentu memiliki kualitas kehidupan yang baik pula. Karena yang dilihat orang lain pada umumnya pada waktu seseorang dalam keadaan normal. Jikalau dia mengalami tekanan, tantangan & masalah, barulah muncul kualitas karakter yang sesungguhnya.

Setiap orang berpotensi untuk memanipulasi orang lain dengan penampilan yang keren, rapi dan berwibawa.

Tapi, ada satu alat uji yang sangat ampuh jika kita ingin mengetahui kualitas kehidupan seseorang, yaitu "waktu !"

WAKTU, PENGUJI YANG JITU

Pada umumnya, kita berinteraksi dengan orang lain hanya secara temporal. Misalnya, pada waktu jam kerja atau bahkan beberapa jam saja. Oleh karena itu, orang yang paling tahu siapa kita dan bagaimana kualitas karakter kita sesungguhnya adalah orang-orang yang bergaul dan bersama kita dalam waktu yang panjang dan berkala.

Dengan begitu, tampaklah ekspresi–ekspresi yang tersembunyi pada waktu tertentu.Karena sesungguhnya, seseorang tidak mungkin terus-menerus sanggup menyembunyikan manusia dalamnya. Dari cara dia berbicara, bersikap, dan merespons sesuatu, sebenarnya kita bisa mengenali temperamen ataupun karakter seseorang.

KARAKTER MENENTUKAN KUALITAS KEHIDUPAN

Ya, kualitas hidup tidak selalu identik dengan kekayaan, kesuksesan, kepandaian ataupun jabatan seseorang. Ada hal yang lebih mendasar dari semua itu, yaitu karakter. Seorang yang memiliki karakter kuat akan memiliki hidup yang berkualitas. Ia bisa saja tidak memiliki apa pun untuk dibanggakan, tetapi jika dia menempatkan karakter sebagai yang utama, kehidupannya akan bersinar, lebih daripada pribadi yang lain.

Kekuatan karakter seseorang akan tampak saat ia mengalami tekanan, tantangan, masalah, ujian, dan pencobaan. Karena letaknya “di dalam”, karakter sering kali tidak terlihat. Karakter berbeda dengan kepribadian. Kepribadian adalah cara hidup atau etika hidup seseorang yang bisa dilihat dan dirasakan orang lain di sekelilingnya kita. Kepribadian sering kali tidak menunjukkan manusia dalam atau karakter seseorang.

Kualitas sebuah kepribadian memang bisa membuat seseorang itu sukses, tetapi hanya kualitas sebuah karakter yang akan membuat seseorang bertahan di puncak kesuksesannya.

0 comments:

Post a Comment